Sabtu, 30 Oktober 2010

Sahabat Pertamaku.

Adinda berjalan memasuki kelasnya dengan malu – malu. Ya, karena dia adalah anak baru di sekolah SD AL-AZHAR SYIFA BUDI LEGENDA.
            Adinda Fergus Fattimahtuzahra Salsabila, nama aslinya, umurnya baru 9 tahun, pas untuk anak kelas 4 SD.
Setelah mengamati ke sekeliling kelas, lalu Adinda duduk di tempat yang masih kosong, tepatnya di ujung  baris sebelah kanan.
Pada jam istirahat pertama, Adinda berjalan keluar kelas, dilihatnya semua  anak  perempuan berkerumun di tempat duduk Terry, karena Terry teman kami yang satu ini berbakat menjadi pedagang; hari ini dia menjual pensil.
Tiba – tiba Brukk… secara tidak disengaja, Adinda menyenggol jam tangan Ticia. Ticia, Lerace , dan Sandra  melihat Adinda menjatuhkan jam tangan Ticia.
 “Aduh, inikan jam tangan dari Paris, ayahku menghadiahkannya tahun lalu , kamu harus menggantinya Adinda ! “ seru Ticia.
 “Sudahlah Ticia, percuma saja kamu berbicara begitu, lagi pula dia kan anak dari desa yatim piatu pula, dia tinggal di  panti asuhan, jadi dia tidak bisa menggantinya”ucap Lerace.
 “Cukup! aku tau aku hanya anak perempuan yatim piatu, dan berasal dari desa yang kurang ilmu pengetahuannya, apakah kalian tega mengucapkan itu “ ucap Adinda.
Akhirnya air mata Adinda jatuh juga, Adinda langsung berlari keluar kelas  dan duduk di  bawah bayangan pohon di  halaman sekolah.
“Hiks….” Adinda berusaha menahan tangisnya,
Tiba – tiba, “Kamu Adinda yang anak baru itu ya ?” sapa seorang anak perempuan sebaya dengan Adinda.
“Iya” jawab Adinda singkat.
”Kenapa kamu menangis ? Pasti gara – gara Ticia, Lerace, dan Sandra ya ?” anak itu menebak.
“iya” jawab Adinda.
“Oh, begitu. Kamu tahu kenapa aku tahu itu ?” tanya anak itu. ”Tidak” jawab Adinda. “mereka terkenal di sekolah sebagai  school trouble maker” jelas anak itu.
“Oh ya -, perkenalkan namaku Azizah Yanitasari  Sabrina Dearita panggil saja Dearita” anak itu memperkenalkan dirinya.
“Hai Dearita” senyum Adinda mulai merekah.
”Kamu gadis yang baik hati Rita” ucap Adinda.
”Oh iya, kamu kelas berapa ?” tanya Adinda.
 “ Kelas 4a” jawab Dearita.
“Aku di kelas 4b, berarti kelas kita berseberangan” seru Adinda. “Pagi ini adalah pagi yang indah” batin Adinda.  Angin kering musim kemarau terasa  kerontang menerpa muka ke dua anak gadis yang mulai  akrab satu sama lainnya.
Bell berbunyi tanda jam pelajaran berikutnya akan dimulai.
“Kita ketemu lagi nanti pada jam istirahat ke-dua, OK” sapa Dearita,  Adinda mengangguk sambil menampilkan senyumnya kembali, “ Dia sahabat pertamaku, gumamnya sambil bergegas memasuki kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar